Untukmu…
Saudaraku
karena allah…
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami.
(QS al-Mukminun: 115)
Saudaraku,orang
yang sadar akan keberadaannya di muka bumi ini dan tujuan penciptaaannya maka
tentu ia tidak akan berleha-leha lagi dan membuang setiap detik waktu hidupnya
di dunia ini. Tentu ia akan berfokus terhadap dan untuk apa ia diciptakan
tersebut.
Namun
kebanyakan kita lupa dan lalai akan tujuan hidup kita sebenarnya. Banyak orang
yang lalai akan kehidupannya di dunia ini, mereka beranggapan bahwa kehidupan
ini hanyalah harta yang banyak saja, kendaraan yang mewah, mobil yang mahal,
dan segala kemewahan dunia lainnya.
Kebanyakan
mereka menghabiskan kehidupan dan waktunya untuk bermain-main dan
bersenang-senang, dan bahkan setiap menitnya tidak lepas dari bermaksiat dan
berbuat kelalain kepada Allah Ta’ala. Mereka berbahagia dengan hari-hari yang
telah mereka habiskan dengan percuma, dan tidak bersedih atas setiap waktu dan
kesempatan yang mereka lewatkan. Sampai kapan kelalain ini berlangsung
saudaraku?
Maka
mari kita renungkan tujuan penciptaan dan keberadaan kita dimuka bumi, dimana
Allah berfirman dalam Kalam-Nya yang Mulia:
Dan tidaklah Aku menciptakan
jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.( QS. Adz-Dzariyat: 56)
Oleh
karena itu, kita sebaiknya selalu mengingat tujuan penciptaan kita agar kita
tidak terlupa, lalai dan terbuai oleh kehidupan dunia, dan selalu bersikap
waspada dengan tipu daya dunia dan tidak larut dalam segala bentuk permainan
dan hiburan yang melalaikan karena sejatinya
seperti yang disinyalir dalam Al-Quran bahwa tiadalah kehidupan didunia itu
melainkan permainan yang melenakan:
Dan tidak (dinamakan) kehidupan dunia melainkan permainan yang sia-sia dan hiburan yang melalaikan dan demi sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Oleh itu, tidakkah kamu mau berfikir. (QS. Al-An’aam: 32)
Saudaraku,
kita harus selalu ingat bahwa dunia hanyalah tempat berteduh dan singgah
sebentar untuk mengumpulkan bekal untuk kehidupan yang lebih abadi.Dunia bukan
tempat untuk tempat bersenang-senang dan bukan pula tempat tinggal yang
langgeng. Ada sebuah syair yang indah tentang bagaimana memandang kehidupan
dunia;
“Sesungguhnya ada
hamba-hamba Allah yang cerdik yaitu yang tidak mementingkan masalah dunia
karena mereka takut fitnah.Mereka sangat hati-hati terhadap dunia, kemudian
ketika mereka mengerti bahwa dunia bukanlah tempat tinggal untuk hidup
selama-lamanya, kemudian mereka menganggap dunia ini bak samudera dan mereka
menjadikan amal-amal shaleh sebagai sampan untuk mengarunginya.”
Saudaraku
sudah seharusnyalah orang-orang yang cerdik mereka selalu waspada terhadap
kehidupan dunia dan berhati-hati. Bukan bermaksud meninggalkan dan mengabaikan
urusan dunia kita tapi hendaklah urusan dunia tidak menjadi ambisi dan
hendaknya obsesinya terhadap kehidupan akhirat mendahului dan menjadi perhatian
utamanya. Karena barangsiapa akhirat menjadi obsesinya maka urusan dunianya
akan oleh ditolong Allah.
“Barangsiapa akhirat
menjadi obsesinya, maka Allah menjadikan semua urusannya lancar, hatinya kaya
dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk. Dan barangsiapa dunia menjadi
obsesinya, maka Allah mengacaukan semua urusannya, menjadikannya miskin dan
dunia datang kepadanya sebatas yang ditakdirkan untuknya.” (HR.Ibnu Majah dengan sanad shahih)
Saudaraku,
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan imam At- Tirmidzi bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan imam At- Tirmidzi bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Umur umatku
adalah antara 60 tahun hingga 70 tahun
Sedikit dari mereka yang melebihi itu”
Sedikit dari mereka yang melebihi itu”
(Hadits yang shahih,
dikeluarkan oleh Imam At-Tirmdzi, Ibn Majah, Ibn Hibban, Al-Hakim. Sanadnya
dinilai Hasan oleh Al-Hafizh Ibn Hajar dan dinilai shahih oleh Al-Hakim
berdasarkan persyaratan Muslim. Penilaian ini disetujui Imam Adz-Dzahaby.)
Saudaraku, mari
berhitung, sudah berapa usia yang kita jalani?
Diusia berapakah kita
berada saat sekarang ini?
Sampai kapan taqdir Allah
memberi waktu untuk kita?
Bagi kita yang sekarang
berusia kepala dua (umur 20-an), sebagaimana hadist diatas, berarti kita hanya
memiliki kesempatan kurang lebih 40-an tahun. Untuk kita yang berumur kepala
tiga (umur 30-an), artinya kesempatan kita hanya tersisa 30-an tahun lagi. Bagi
kita yang berusia kepala empat (umur 40-an), berarti kesempatan kita semakin
kecil. Dan begitu seterusnya.
Pertambahan usia pun
menjadi semacam warning, semacam dering peringatan bahwa waktu dan kesempatan
kita semakin menipis. Hendaknya kita menyadari hal ini. Usia 20 tahun mungkin
peringatannya tidak terlalu keras. Usia 30 tahun peringatan itu bertambah
keras. Usia 40 peringatannya lebih keras lagi. Puncaknya adalah 60 tahun.
Apakah kita lalai dari hal ini? Sementara pertambahan usia semakin mendekatkan
kita kepada limit waktu hidup, semakin menghampirkan kita kepada garis finish.
Wahai, orang-orang yang
terpedaya oleh angan-angan menganggap waktunya masih lama, kesempatannya masih
banyak. Sadarlah, karena waktu kita singkat, kesempatan kita semakin sedikit.
Maka manfaatkanlah sebaik-baiknya. Sebelum semuanya terlambat. Karena apabila
maut telah mendekat, maka kita tidak bisa mensiasati untuk menghindarinya.
Saudaraku,tidak ada
seorangpun tahu bagaimana dan kapan tempo hidupnya berakhir. Maka yang bijak
adalah selalu mengoptimalkan ketaatan dan amal-amal shalih kita, selalu waspada
dan mempersiapkan diri agar selalu siap kapan pun kita dipanggil oleh Allah.
Dan selalu menghitung-hitung diri, sebelum kita dihitung dihari akhir nanti.
Cukuplah tanda-tanda penuan sebagai peringatan bagi kita,uban dikepala, wajah
yang keriput, tulang yang lemah untuk mengingatkan dekatnya waktu panggilan
Allah tersebut.
Saudaraku, inilah alarm
peringatan hati yang harus ada dalam diri kita. Alarm ini yang akan memicu
kesadaran diri untuk segera bersungguh-sungguh mengoptimalkan kesempatan yang
masih tersisa, mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya, meninggalkan segala
kelalain diri,meninggalkan kelezatan semu, palsu dan menipu, dan menjauhi
bisikan-bisikan setan yang mengarahkan kita untuk menunda-nunda, dan
menghabiskan usia dalam perkara-perakara batil dan sia-sia. Ingat bahwa kita
kita hanya memiliki waktu sedikit untuk beramal shalih.