Ahlan wa Sahlan... :)

Welcome to our house... :)
Enjoy it! Feel like this is your house also.
Do not forget visit our Garden!
Please, choose everything that you wanna read there on our Menu Nutrisi... :)
Enjoy your time here!!! ^^

Kamis, 11 April 2013

Evaluasi Diri


Untukmu
Saudaraku
karena allah
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami. (QS al-Mukminun: 115)
Saudaraku,orang yang sadar akan keberadaannya di muka bumi ini dan tujuan penciptaaannya maka tentu ia tidak akan berleha-leha lagi dan membuang setiap detik waktu hidupnya di dunia ini. Tentu ia akan berfokus terhadap dan untuk apa ia diciptakan tersebut.
Namun kebanyakan kita lupa dan lalai akan tujuan hidup kita sebenarnya. Banyak orang yang lalai akan kehidupannya di dunia ini, mereka beranggapan bahwa kehidupan ini hanyalah harta yang banyak saja, kendaraan yang mewah, mobil yang mahal, dan segala kemewahan dunia lainnya.
Kebanyakan mereka menghabiskan kehidupan dan waktunya untuk bermain-main dan bersenang-senang, dan bahkan setiap menitnya tidak lepas dari bermaksiat dan berbuat kelalain kepada Allah Ta’ala. Mereka berbahagia dengan hari-hari yang telah mereka habiskan dengan percuma, dan tidak bersedih atas setiap waktu dan kesempatan yang mereka lewatkan. Sampai kapan kelalain ini berlangsung saudaraku?
Maka mari kita renungkan tujuan penciptaan dan keberadaan kita dimuka bumi, dimana Allah berfirman dalam Kalam-Nya yang Mulia:
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.( QS. Adz-Dzariyat: 56)
Oleh karena itu, kita sebaiknya selalu mengingat tujuan penciptaan kita agar kita tidak terlupa, lalai dan terbuai oleh kehidupan dunia, dan selalu bersikap waspada dengan tipu daya dunia dan tidak larut dalam segala bentuk permainan dan hiburan yang melalaikan karena  sejatinya seperti yang disinyalir dalam Al-Quran bahwa tiadalah kehidupan didunia itu melainkan permainan yang melenakan:

Dan tidak (dinamakan) kehidupan dunia melainkan permainan yang sia-sia dan hiburan yang melalaikan dan demi sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Oleh itu, tidakkah kamu mau berfikir. (QS. Al-An’aam: 32)
Saudaraku, kita harus selalu ingat bahwa dunia hanyalah tempat berteduh dan singgah sebentar untuk mengumpulkan bekal untuk kehidupan yang lebih abadi.Dunia bukan tempat untuk tempat bersenang-senang dan bukan pula tempat tinggal yang langgeng. Ada sebuah syair yang indah tentang bagaimana memandang kehidupan dunia;
“Sesungguhnya ada hamba-hamba Allah yang cerdik yaitu yang tidak mementingkan masalah dunia karena mereka takut fitnah.Mereka sangat hati-hati terhadap dunia, kemudian ketika mereka mengerti bahwa dunia bukanlah tempat tinggal untuk hidup selama-lamanya, kemudian mereka menganggap dunia ini bak samudera dan mereka menjadikan amal-amal shaleh sebagai sampan untuk mengarunginya.”
Saudaraku sudah seharusnyalah orang-orang yang cerdik mereka selalu waspada terhadap kehidupan dunia dan berhati-hati. Bukan bermaksud meninggalkan dan mengabaikan urusan dunia kita tapi hendaklah urusan dunia tidak menjadi ambisi dan hendaknya obsesinya terhadap kehidupan akhirat mendahului dan menjadi perhatian utamanya. Karena barangsiapa akhirat menjadi obsesinya maka urusan dunianya akan oleh ditolong Allah.
“Barangsiapa akhirat menjadi obsesinya, maka Allah menjadikan semua urusannya lancar, hatinya kaya dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk. Dan barangsiapa dunia menjadi obsesinya, maka Allah mengacaukan semua urusannya, menjadikannya miskin dan dunia datang kepadanya sebatas yang ditakdirkan untuknya.” (HR.Ibnu Majah dengan sanad shahih)
Saudaraku,
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan imam At- Tirmidzi bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
Umur umatku adalah antara 60 tahun hingga 70 tahun
Sedikit dari mereka yang melebihi itu”
(Hadits yang shahih, dikeluarkan oleh Imam At-Tirmdzi, Ibn Majah, Ibn Hibban, Al-Hakim. Sanadnya dinilai Hasan oleh Al-Hafizh Ibn Hajar dan dinilai shahih oleh Al-Hakim berdasarkan persyaratan Muslim. Penilaian ini disetujui Imam Adz-Dzahaby.)
Saudaraku, mari berhitung, sudah berapa usia yang kita jalani?
Diusia berapakah kita berada saat sekarang ini?
Sampai kapan taqdir Allah memberi waktu untuk kita?
Bagi kita yang sekarang berusia kepala dua (umur 20-an), sebagaimana hadist diatas, berarti kita hanya memiliki kesempatan kurang lebih 40-an tahun. Untuk kita yang berumur kepala tiga (umur 30-an), artinya kesempatan kita hanya tersisa 30-an tahun lagi. Bagi kita yang berusia kepala empat (umur 40-an), berarti kesempatan kita semakin kecil. Dan begitu seterusnya.
Pertambahan usia pun menjadi semacam warning, semacam dering peringatan bahwa waktu dan kesempatan kita semakin menipis. Hendaknya kita menyadari hal ini. Usia 20 tahun mungkin peringatannya tidak terlalu keras. Usia 30 tahun peringatan itu bertambah keras. Usia 40 peringatannya lebih keras lagi. Puncaknya adalah 60 tahun. Apakah kita lalai dari hal ini? Sementara pertambahan usia semakin mendekatkan kita kepada limit waktu hidup, semakin menghampirkan kita kepada garis finish.
Wahai, orang-orang yang terpedaya oleh angan-angan menganggap waktunya masih lama, kesempatannya masih banyak. Sadarlah, karena waktu kita singkat, kesempatan kita semakin sedikit. Maka manfaatkanlah sebaik-baiknya. Sebelum semuanya terlambat. Karena apabila maut telah mendekat, maka kita tidak bisa mensiasati untuk menghindarinya.
Saudaraku,tidak ada seorangpun tahu bagaimana dan kapan tempo hidupnya berakhir. Maka yang bijak adalah selalu mengoptimalkan ketaatan dan amal-amal shalih kita, selalu waspada dan mempersiapkan diri agar selalu siap kapan pun kita dipanggil oleh Allah. Dan selalu menghitung-hitung diri, sebelum kita dihitung dihari akhir nanti. Cukuplah tanda-tanda penuan sebagai peringatan bagi kita,uban dikepala, wajah yang keriput, tulang yang lemah untuk mengingatkan dekatnya waktu panggilan Allah tersebut.
Saudaraku, inilah alarm peringatan hati yang harus ada dalam diri kita. Alarm ini yang akan memicu kesadaran diri untuk segera bersungguh-sungguh mengoptimalkan kesempatan yang masih tersisa, mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya, meninggalkan segala kelalain diri,meninggalkan kelezatan semu, palsu dan menipu, dan menjauhi bisikan-bisikan setan yang mengarahkan kita untuk menunda-nunda, dan menghabiskan usia dalam perkara-perakara batil dan sia-sia. Ingat bahwa kita kita hanya memiliki waktu sedikit untuk beramal shalih.